Minggu, 27 November 2011

Makna Dari Waktu

#Edisi Berbagi

Waktu, begitu banyak ungkapan yang telah membicarakan tentang arti penting sebuah waktu. Waktu adalah uang, waktu bagaikan pedang, waktu terus berputar, waktu tak pernah berhenti dan untuk memahami lebih dalam tentang arti penting waktu mungkin ungkapan-ungkapan berikut ini bisa kita jadikan referensi :

  1. Untuk memahami makna satu tahun, Tanyalah seorang siswa yang gagal dalam ujian kenaikan kelas
  2. Untuk memahami makna satu bulan, Tanyalah seorang ibu yang melahirkan bayi premature
  3. Untuk memahami makna satu minggu, Tanyalah buruh mingguan
  4. Untuk memahami makna satu hari, Tanyalah seorang pekerja dengan upah harian
  5. Untuk memahami makna satu jam, Tanyalah seorang gadis yang sedang menunggu pacarnya
  6. Untuk memahami makna satu menit, Tanyalah seseorang yang ketinggalan kereta
  7. Untuk memahami makna satu detik, Tanyalah seseorang yang selamat dari kecelakaan
  8. Untuk memahami makna satu mili detik, Tanyalah seorang pelari yang meraih medali perak olimpiade



Ucapan Maaf

#Edisi Berbagi
Semua orang melakukan salah, kamu harus cukup dewasa tuk memaafkannya, tapi kamu selalu bisa memilih tuk tak lagi mempercayainya.
Luka di tubuh dapat cepat sembuh, tapi luka di hati tidak bisa sembuh dalam hitungan hari, hanya keikhlasan yang mampu mengobati.
Seorang pemenang yg sesungguhnya adalah ketika dia mampu melawan amarahnya dgn kesabaran. Memaafkan dgn ketulusan.
Seorang pemenang yg sesungguhnya adalah ketika dia mampu melawan amarahnya dgn kesabarannya,dan memaafkan dgn ketulusan.
Kesalahan adalah pengalaman hidup, belajarlah darinya. Jangan mencoba tuk menjadi sempurna. Cobalah menjadi teladan bagi sesama.



Persahabatan

#Edisi Berbagi
Terkadang, orang yg paling kamu inginkan adalah orang yg membuat hidupmu tak begitu banyak sedih jika tanpanya.
Teman sejati bknlah yg bs membuat semua masalahmu menghilang, tp yg tdk akan menghilang saat kau memiliki masalah.
Dalam hidup ini, kamu mungkin tak cukup baik bagi semua orang, namun kamu akan selalu jadi yg terbaik di mata sahabatmu.
Jangan berjanji bahwa kamu selalu bisa mengatasi masalah sahabatmu, berjanjilah bahwa dia tak akan menghadapinya sendirian.
Dalam hidup, jangan terlalu berharap, karena untuk setiap ‘Hello’ akan selalu berakhir dengan sebuah ‘Goodbye’
Peraturannya sederhana: Jika dia tak membuatmu lebih baik tapi lebih buruk, biarkan dia pergi
Saat kamu terjatuh, tersenyumlah. Karena orang yg pernah jatuh adalah orang yg sedang berjalan menuju keberhasilan.
Terkadang, seseorang lebih memilih tuk tersenyum, hanya karena tak ingin menjelaskan mengapa dia bersedih.
Ketika seseorang hanya diam atas pertanyaanmu, itu karena mereka sulit mengakuinya atau karena terlalu sakit tuk kamu tahu.

Arti Cinta

#Edisi Berbagi
Sulit tuk ucapkan selamat tinggal pada dia yg kamu cinta, tapi lebih sulit lagi ketika kenangan bersamanya tak hilang begitu saja.
Jangan sesali apa yg telah pergi, kamu mungkin kehilangan sesuatu yg baik, api kamu juga mungkin mendapatkan sesuatu yg lebih baik.
Berhenti mencari seseorang yg sempurna tuk dicintai, lebih baik belajar dan persiapkan diri menjadi seorang yg pantas tuk dicintai.
Jangan tangisi sebuah perpisahan. Suatu hari kamu akan berterimakasih, karena hal itu telah menjadikanmu pribadi yg lebih baik.
Jangan menunggu waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu, karena waktu tidak akan pernah tepat bagi mereka yg menunggu.
Menyerah tak berarti lemah, kamu cukup kuat melepaskannya. Kamu mungkin teteskan air mata, tapi itu agar hatimu tak terus terluka.
Ketika jatuh cinta, jangan berjanji tak saling menyakiti, namun berjanjilah tuk tetap bertahan, meski salah satu tersakiti.
Jika kamu tulus mencintanya, jangan pernah hiasi matanya dgn air mata, telinganya dgn dusta, dan hatinya dgn luka.
2 alasan mengapa seseorg tdk menyukaimu: 1. Kau menikmati hidupmu, 2. Ia tdk menikmati hidupnya.
Ketika tulus, kamu tak akan menyesali pernah mencintai seseorang, tapi kamu mungkin menyesal telah percaya dia mencintaimu jg.
CINTA slalu SETIA pd HATI, tak peduli betapa hebat LOGIKA. Tp kamu harus tahu kapan tuk gunakan logika agar hatimu tak trs TERLUKA.
Jangan takut mencinta, hanya karena pernah terluka. Cinta sejati tak datang begitu saja, tp melalui proses sedih dan tawa bersama.
Kadang, kamu rindu seseorang, bukan karena lama tak bertemu, tp karena apapun yg kamu lakukan, kamu berharap dia ada di sampingmu.
Menyakitkan ketika kamu menyadari bahwa selama ini kamu dibodohi oleh seseorang yg tulus kamu cintai.
Jangan pernah ucapkan selamat tinggal jika masih ingin mencoba. Jangan pernah katakan tak cinta jika masih mengharapkannya.

Arti Kehidupan

#Edisi Berbagi
Ambil pelajaran dari masa lalu, tinggalkan sisanya. Jangan biarkan belenggu kesedihan menutup jalanmu menuju masa depan.
Dalam hidup, akan selalu ada orang yg tak menyukaimu, namun itu bukan urusanmu. Lakukan apa yg kamu anggap benar dan ENJOY.
Hidup penuh pilihan. Apa yg kamu pilih hari ini akan menentukan masa depanmu. Pilihlah yg membuatmu jadi pribadi yg lebih baik.
Jangan hiraukan mereka yg berbicara buruk di belakangmu, karena merekalah yg bodoh menghabiskan waktunya memikirkan tentangmu.
Hargai orang lain, siapapun itu, dan jangan pernah menaruh dendam kepada siapapun. Isi setiap harimu dengan kebaikan.
Jika kamu tak mampu menghargai dirimu sendiri, tak ada orang yg mampu menghargaimu. Terima dirimu apa adanya. Jadi dirimu sendiri.
Hidup bukan tentang seberapa besar kesalahanmu di masa lalu, tapi tentang bagaimana kamu memperbaiki diri dan kuat menjalani hari.
Hidup terlalu singkat tuk mencemaskan hal kecil. Nikmati apa yg kamu miliki hari ini, bukan apa yg mungkin kamu miliki esok hari.
Jangan berubah hanya karena ada yg tak menyukaimu. Jadi dirimu sendiri, akan selalu ada seseorang yg menyayangimu apa adanya.
Kita tidak sendirian dalam gelap, jalan kita akan terungkap saat kita bergerak.
Jangan pernah meremehkan kemampuanmu. Jika kamu menyadari betapa kuatnya pikiranmu, kamu tak akan pernah berpikir tuk menyerah.
Dalam hidup, ada beberapa orang yg tak akan pernah mampu berhenti mencintai seseorang. Tak peduli betapa keras mereka mencobanya.
Hidup ini kamu yg jalani, lakukan apapun yg ingin kamu lakukan, tapi pastikan itu sebuah cerita yg kelak pantas tuk diceritakan.
Jadilah pribadi yang bijak. Ketahui apa yang harus dihindari dan apa yang harus diberikan perhatian penuh.
Seseorang terlihat kuat, tak berarti dia tak pernah bersedih. Dia bersikap seperti tak ada yg salah, tapi mungkin hatinya terluka.
Salah satu bentuk penghargaan terhadap hidup kita adalah dengan menghargai hidup orang lain.
Jangan berubah tuk menyenangkan seseorang. Berubahlah karena buatmu pribadi yg lebih baik dan bawamu ke masa depan yg lebih baik.
Dalam hidup, jangan terlalu berharap, karena untuk setiap ‘Hello’ akan selalu berakhir dengan sebuah ‘Goodbye’

Kata-Kata Pemotivasi

#Edisi Berbagi

“It’s not what happens to You. It’s what you do about it.” Tidak menjadi hal yang penting apa yang menimpamu/terjadi padamu, namun yang penting adalah bagaimana kamu menyikapi hal yang terjadi padamu itu.

Makna kata bijak berikut menurut yang saya artikan ” Misal ketika kita menerima suatu masalah. Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi secara positif masalah itu, dan apa yang kita lakukan sesudah kita menerima masalah itu.

“Sukses datang bukan dari apa yang kita ketahui, melainkan dari siapa yang kita kenal dan bagaimana kita membawa diri terhadap masing-masing orang tersebut.” (Lee Iacocca, CEO Mobil Eropa Chrysler)

“Satu-satunya cara untuk menjadikan diri anda tak tergantikan adalah menjadikan diri anda dapat digantikan.” (diambil dari 21 hukum kepemimpinan, John C Maxwell)

“Untuk menjatuhkan orang, anda harus jatuh bersama mereka. Sebaliknya, ketika anda mengangkat orang, anda pun ikut terangkat.”

“The Man who does more than he is paid for will soon be paid more than he does”

Jangan Takut Untuk Melepasnya , Jika Yang Di Berikan Cuma Menyakitimu.
Karena Kamu Tidak Tau Betapa Berharganya Yang Akan Menggantikannya. . . .
Hanya Karena Cinta Jangan Biarkan Kamu Terus Menerus Menunggu Tanpa Kamu Juga Menyayangi Dirimu Sendiri.

Berdoalah Bukan Hanya Karena Kamu Memiliki Keinginan, Tetapi Bersyukur Atas Segala Yang Telah Diberikan Tuhan Kepadamu…

Orang Yang Selalu Menemukan Alasan Untuk Bersyukur Adalah Orang Yang Jauh Lebih Kuat Dari Pada Orang Yang Selalu Mencari Alasan ‘tuk Mengeluh. . . .

Pengalaman Bukanlah Serangkaian Peristiwa Yang Terjadi Pada Diri Seseorang.
Melainkan Apa Yang Dilakukan Seseorang Atas Apa Yang Terjadi….

Sungguh Benar Jika Kita Tidak Mengetahui Apa Yang Kita Miliki Sampai Kita Kehilangannya. Dan Juga Kita Tak Tau Apa Yang Belum Pernah Kita Miliki Sampai Kita Mendapatkannya.

Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu. ~ William Feather

Dalam masalah hati nurani, pikiran pertamalah yang terbaik. Dalam masalah kebijaksanaan, pemikiran terakhirlah yang paling baik. ~ Robert Hall

Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri. ~ Martin Vanbee

Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi. ~ Ernest Newman

Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak. ~ Aldus Huxley

Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai. ~ Schopenhauer

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh. ~ Andrew Jackson

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik. ~ Evelyn Underhill

Perbuatan-perbuatan salah adalah biasa bagi manusia, tetapi perbuatan pura-pura itulah sebenarnya yang menimbulkan permusuhan dan pengkhianatan. ~ Johan Wolfgang Goethe

Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian. Tetapi, jika orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan. ~ Sir Francis Bacon

Karena manusia cinta akan dirinya, tersembunyilah baginya aib dirinya; tidak kelihatan olehnya walaupun nyata. Kecil di pandangnya walaupun bagaimana besarnya. ~ Jalinus At Thabib

Thaks

Sabtu, 26 November 2011

Pensil Emas

                   Matahari mulai muncul dengan kehangatannya. Choky baru saja selesai lari pagi. Waktu menunjukkan pukul 05.30. Setelah membantu membersihkan rumah, Choky berangkat ke sekolah.

                        “Kamu nggak bareng Kakak naik sepeda motor?” tanya Kak Vika. Choky menjawab, “Nggak usah Kak, aku naik sepeda aja, lebih sehat dan bebas polusi. Ya udah, mama, papa, Kak Vika dan Nino, Choky berangkat dulu ya?”

                        Karena pelajaran belum dimulai, Choky mengisi waktunya dengan membaca buku. “Wah, rajin sekali ya Choky. Datangnya pagi, dan waktu luang dia pakai untuk belajar. Salut deh.” puji Silvia. Teman-teman Choky memang banyak yang kagum dan suka dengan kerajinan Choky, disamping keramahan dan kebaikan hatinya. Tak heran kalau dia selalu jadi juara kelas.

                        Suatu hari karena sepedanya sedang rusak, terpaksa dia harus pulang jalan kaki, padahal jarak antara rumah dan sekolah sangat jauh. Dia tidak bisa naik angkutan umum karena uangnya hilang.

                        Dengan langkah lesu dia berjalan pulang. Di tengah keletihannya, dia melihat sebuah benda yang berkilauan di pinggir jalan. Choky segera memungutnya. Ternyata itu adalah sebuah pensil yang seluruh bagiannya berwarna emas, baik grafit maupun badan (kayu) nya.

                        “Ini Pensil Emas.” gumam Choky. Dia segera mencari tempat yang sepi untuk meneliti apa sebenarnya benda itu. Dia mengeluarkan sebuah buku, dan mencoba apakah pensil itu bisa dipakai untuk menulis atau tidak.

                        Ternyata bisa. Dan warna goresan pensil itu tetap hitam, meskipun grafitnya berwarna emas. Karena Choky suka menggambar, dia mencoba untuk menggambar permen. Dia sangat terkejut, karena tiba-tiba gambar itu berubah wujud menjadi permen asli. Dia memakan permen itu, dan rasanya sangat enak.

                        Dia mencoba membuat beberapa gambar, dan semua berubah menjadi benda yang asli. Karena sangat butuh uang, Choky menggambarnya untuk ongkos naik angkutan umum.

***

                        “Benda apa sih ini? Kira-kira asalnya dari mana dan punya siapa ya?” kata Choky penasaran sambil memainkan pensil itu. Dia mencoba menggambar sesuatu di meja marmernya, dan ternyata bisa!

                        Choky melihat lantai kamarnya yang kotor. “Sore ini aku belum menyapu lantai kamar. Tapi malas banget, karena sapunya ada di lantai bawah.” kata Choky dalam hati. Tiba-tiba pensil itu jatuh ke lantai, lalu berubah menjadi sapu.

                        Choky  sangat terkejut dan makin penasaran. “Kamu itu benda apa sih? Misterius banget. Apa kamu bisa menyapu lantai ini?” tanya Choky. Sapu itu segera bergerak dan menyapu lantai kamar Choky. Setelah bersih, dia kembali menjadi Pensil Emas lagi.

                        Choky melompat di atas tempat tidurnya. “Wow, hebat banget pensil ini! Dia bisa mewujudkan gambar apapun dan di mana pun, dan juga bisa berubah menjadi benda dan melakukan semua yang aku mau!!”

                        “Ada apa Kak?” Choky segera turun dan merapikan kasurnya. “Eh, Nino. Nggak ada apa-apa kok. Aku cuma senang aja, karena nilai ulangan ku tadi bagus.” “Oh, gitu ya. Tapi biasanya nggak pernah segirang ini.” kata Nino, lalu keluar dari kamar.

                        Choky mulai memanfaatkan pensil barunya. Dia menggambar, juga mengubah Pensil Emasnya menjadi benda apapun dan melakukan yang dia inginkan. Dia mulai merasa puas dengan teman barunya itu.

***

                        “Choky, kamu bareng Kakak lagi ya? Kan sepeda kamu masih rusak.” “Nggak usah Kak, aku naik angkot saja.” jawab Choky ringan. “Ya udah, Kakak berangkat dulu.” pamit Kak Vika. Setelah Kak Vika berangkat, Choky mulai beraksi.

                        Dia memikirkan apa yang dia inginkan, seperti yang biasa dia lakukan pada Pensil Emas. Pensil itu berubah menjadi sehelai kain, Choky mengibaskan kain itu, dan dalam sekejap dia sampai di sekolah.

                        “Bagus Anugrah.” “Hadir Bu.” sahut Bagus. “Choky Andreano Putra.” Tidak ada yang menjawab. Bu Vina memanggil lagi. “Choky?” “Hadir Bu.” sahut Choky yang tiba-tiba muncul di depan pintu. “Mengapa kamu terlambat Choky, biasanya kamu tidak pernah datang terlambat.” tanya Bu Vina.

                        Choky masuk kelas dengan santai, lalu menjawab, “Ya kelas ini saja yang kepagian. Kelas-kelas lain belum masuk dan masih berantakan.” Seluruh isi kelas terkejut mendengar jawaban Choky. Bu Vina sangat tidak percaya, dan terpaksa membiarkan Choky duduk begitu saja.

                        Saat istirahat, Silvia menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. “Aku nggak apa-apa kok.” “Nggak mungkin, pasti ada sesuatu yang membuat kamu jadi berubah.” Choky diam sebentar, lalu menyuruh Silvia mendekat. “Tolong, jangan beritahu siapa-siapa tentang ini.” Silvia mengangguk.

                        Choky menunjukkan Pensil Emasnya. Silvia terbelalak. “Apa itu? Pensil Emas?” “Iya, ini Pensil Emas, dia sangat ajaib. Dia bisa mewujudkan sesuatu yang ku gambar, dia juga bisa berubah menjadi apapun dan melakukan semua yang aku mau. Bahkan, dia nggak bisa habis.”

                        “Tapi, kamu berubah sejak kamu punya pensil itu. Kamu juga nggak tahu pasti asal-usul pensil itu kan? Di mana kamu menemukan pensil ini?” tanya Silvia. “Di pinggir jalan Nuri, di depan rumah yang banyak pohon Cherry nya. Kamu tenang aja, aku akan menggunakan pensil ini seperlunya dan aku nggak akan lepas kendali.”

                        “Aku harap kamu bisa pegang kata-katamu. Berhati-hatilah.”  kata Silvia memperingatkan. Choky mengangguk. “Itu pasti. Aku janji.” Setelah berkata demikian, Choky pergi.

                        Silvia sangat khawatir kepada Choky, karena benda itu bisa berbuat apa saja, apalagi dia belum tahu asal-usul dan konsekuensi memiliki Pensil Emas itu. Gadis itu segera mencari tahu.

***

                        Lama-kelamaan, penghuni rumah Choky tahu tentang keberadaan Pensil Emas, meskipun selama ini Choky berhasil menyembunyikannya dengan rapi.

                        “Kenapa kamu jadi seperti ini, Choky?” tanya Papa. Mama pun bertanya, “Biasanya kamu tidak pernah bohong, dan sekarang kamu berubah total. Apa gara-gara pensil itu?” Adiknya pun menyahut, “Iya, sekarang Kak Choky jadi pemalas.” “Jangan kamu jadikan Pensil Emas itu segala-galanya, apalagi menaruh harapan padanya meskipun dia bisa berbuat apapun yang kamu mau.” kata Kakaknya.

                        Choky sangat tersudut. Meski begitu, dia tetap berusaha membela diri. “Semuanya, jangan khawatir. Mungkin pensil ini memang dikirim untuk menolong keluarga kita. Pensil ini bisa menolong usaha Papa, membantu di Toko Mama, membiayai kuliah Kak Vika, untuk sekolahku dan Nino, juga kebutuhan kita sehari-hari.”

                        Awalnya, Choky mengingat nasehat keluarganya dan mempergunakan pensil itu jika sangat dibutuhkan. Meski niatnya sangat besar untuk tidak terpengaruh, tapi ternyata dia tidak sekuat yang dia kira. Choky mulai melakukan hal-hal yang sangat tidak penting dan menjadi pemalas.

                        Alarm yang sudah berbunyi 4 kali itu berbunyi lagi. Sekarang pukul 7 pagi. “Lihat, si pemalas bangun.” kata Nino. “Tumben banget dia bangun sepagi ini.” sahut Kak Vika yang sedang menyiapkan sarapan. Choky tidak peduli, dan langsung menuju kamar mandi.

                        Karena hari ini hari libur, Choky pergi ke Kafe Es Krim buatannya sendiri. Mulai dari gedung, isi kafe, bahkan sampai pegawainya pun dia gambar sendiri dari Pensil Emas. Dia bisa melakukan apapun yang dia mau dengan mudah.

                        “Sepuluh, Dua Belas, Empat Belas, Lima Belas, dapat!” seru Silvia di dalam perpusptakaan. Dia mulai membaca buku cerita berjudul “Misteri Pensil Emas” yang baru ditemukannya. Sekali-kali wajahnya terlihat terkejut, gelisah, dan takut. Dia memutuskan untuk meminjam buku itu.

                        Pemilik Pensil Emas yang sesungguhnya adalah Peri Nievi. Dia adalah Peri yang sangat pintar, tapi sangat sombong dan pemalas. Dia berhasil menciptakan Pensil Emas, dan mempergunakan itu sesuka hatinya. Karena perbuatannya sudah sangat keterlaluan, dia dihukum dan dikutuk menjadi manusia biasa yang bisa mati.

                        Setelah Peri Nievi dibuang ke bumi, para peri akan menghancurkan Pensil Emas itu. Sebelum mereka berhasil melakukannya, pensil itu jatuh ke bumi. Para peri sangat takut, apalagi mengingat ancaman Peri Nievi yang mengatakan bahwa manusia yang menemukan Pensil Emas akan terikat dengan pensil itu, dan jika dia memiliki pensil itu selama satu bulan, dia akan mati. Untuk itu, Peri Cherry dikirim ke bumi untuk mencari Pensil Emas.

                        “Es Krim ini sangat enak. Resepnya kamu sendiri yang buat?” tanya pelanggannya. “Choky! Aku harus bicara dengan kamu sekarang!” teriak Silvia tiba-tiba. “Ada apa sih?” tanya Choky, lalu menarik Silvia ke ruangannya. “Kamu harus tahu sesuatu tentang Pensil Emas itu. Kita harus segera mencari Peri Cherry. Apa yang terjadi denganmu persis seperti yang di buku ini.” ucap Silvia.

                        “Sebentar, sebentar. Kamu tiba-tiba datang ke Kafe ku, mengganggu para pelangganku, dan bicara yang nggak jelas. Ada apa sih?” tanya Choky. Silvia mencoba sabar, lalu berkata, “Pensil Emas itu sebenarnya milik Peri Nievi, peri yang pintar, tapi sangat sombong dan malas. Dia menggunakan pensil itu sampai diluar batas, lalu dia dibuang ke bumi dan dikutuk menjadi manusia.

                        Pensil itu akan dihancurkan, karena selalu digunakan untuk hal-hal yang tidak baik. Tetapi, tiba-tiba pensil itu jatuh ke bumi, dan manusia yang telah menemukannya akan selalu terikat dengan pensil itu dan tidak bisa lepas. Ganjarannya sangat besar, kamu harus segera melepaskannya, karena Pensil Emas itu terkoneksi dengan pikiranmu dan mengendalikan kamu. Kamu harus ingat janji kamu waktu itu. Kalau…”

                        “Aku nggak tahu apa maksud kamu. Selama ini aku baik-baik saja kan? Lagipula, itu cuma buku cerita dongeng, yang belum pasti kebenarannya.” potong Choky. “Tapi Peri Nievi benar-benar mengutuk pensil itu! Siapapun yang memiliki Pensil Emas Peri Nievi selama satu bulan, dia akan mati.” ucap Silvia dengan air mata di pipi. “Sudah berapa lama kamu menemukan pensil itu?”

                        Choky tersentak. Dengan suara bergetar, dia menjawab, “Besok tepat satu bulan.” Silvia sangat sedih. “Kita harus segera mencari Peri Cherry dan mengembalikan Pensil Emas itu.” “Aku akan membantu kalian.” ucap Kak Vika yang tiba-tiba muncul di depan pintu. Dia ingin membantu adik yang sangat disayanginya itu.

***

                        “Di mana kita bisa menemukan Peri Cherry?” tanya Silvia. “Aku rasa kita memulai pencarian di tempat Choky menemukan Pensil Emas.” sahut Kak Vika. Mereka berangkat ke rumah dengan banyak pohon Cherry di jalan Nuri, tempat Choky melihat Pensil Emas pertama kali.

                        Rumah itu terlihat sangat sepi dan pintunya terbuka. Dengan nekat Choky memasuki rumah itu. “Halo, ada orang di dalam? Permisi, kami mencari Peri Cherry.” panggil Choky. Tidak ada jawaban. Sepertinya tidak ada orang di dalam.

                        Choky, Silvia dan Kak Vika berpencar dan mencoba mencari di setiap ruangan. Akhirnya, mereka tiba di satu ruangan yang misterius. Silvia membuka pintunya. Ternyata ruangan hanya itu berisi kabut putih yang sangat pekat. Mereka memasuki ruangan itu.

                        Di balik kabut itu, ada dunia yang suasananya sangat menyenangkan. Banyak peri yang beterbangan dengan sayap di punggung mereka, dan mereka tampak sangat bahagia. Ketika Choky, Silvia dan Kak Vika melangkah, mereka jatuh di awan-awan. Untung ada seorang peri baik hati yang menolong mereka yang sedang bergandengan.

                        Setelah berkenalan, tahulah mereka bahwa peri itu adalah Peri Cherry, peri yang mereka cari. Choky meminta bantuan kepadanya untuk melepaskan dirinya dari pengaruh ikatan Pensil Emas itu.

                        Dengan lembut Peri Cherry berkata, “Ada dua cara sederhana yang harus kamu lakukan. Pertama, kamu harus menyerahkan Pensil Emas itu, dan yang kedua, kamu harus mengorbankan benda yang sangat berarti bagi kamu.”

                        Choky menyerahkan Pensil Emas itu, lalu dia merasa sangat pusing, lalu terjatuh. Silvia menolongnya. Setelah berdiri, Choky merasa sangat lega dan ringan tanpa beban. “Sekarang, harus ada sesuatu yang harus kamu korbankan.” kata Kak Vika mengingatkan.

                        Choky sangat bingung. Kemudian, dia mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Itu adalah foto Choky bersama paman yang sangat berarti dan dia sayangi sebelum meninggal. Itu adalah kenangan satu-satunya dan benda yang sangat berarti di hidupnya. Choky sengaja tidak membuat duplikatnya karena menghargai kenangan itu.

                        “Kamu harus bisa menyerahkan itu, biar kamu bebas dan kita bisa kembali pulang.” seru Kak Vika. Choky menjatuhkan tangannya. “Aku nggak bisa, Kak. Ini terlalu berharga untuk aku korbankan.” ucap Choky lirih.

                        Silvia bisa mengerti. “Ya udah, nggak usah dipaksakan. Mungkin kamu perlu waktu untuk melakukan itu.” Peri Cherry mengajak mereka untuk beristirahat di rumahnya.

                        Malam pun tiba. “Choky, kamu harus segera menyerahkan sesuatu yang sangat berharga itu. Waktu terus berjalan. Kalau tidak, kamu akan mati.” kata Peri Cherry. “Tapi aku nggak bisa, Peri Cherry. Pamanku adalah orang yang sangat berarti dalam hidupku. Dia segala-galanya buatku.

                        Bahkan di sisa hidupnya, dia berkorban untukku. Dia menyelamatkan aku dari kebakaran yang merenggut nyawanya. Lebih baik aku mati daripada harus kehilangan satu-satunya kenangan bersama pamanku.”

                        “Aku tahu, pengorbanan memang sangat berat. Tapi kamu harus bisa melakukan itu. Seandainya kalau pamanmu masih hidup, dia pasti akan melakukan hal yang sama.” ucap Silvia. “Silvia? Kak Vika? Kalian belum tidur?” tanya Choky. “Nggak akan, sebelum kamu mau mengorbankan kenangan kamu itu. Kami selalu mendukung kamu, Choky.” kata Kak Vika.

                        Choky berjalan ke luar rumah. Peri Cherry, Silvia dan Kak Vika mengikutinya. Choky sangat ragu, apakah dia sanggup mengorbankan foto kenangan yang sangat berharga itu. Dia merasa berat jika tidak akan pernah bisa melihat wajah pamannya lagi.

                        Kak Vika menengok ke dalam untuk melihat jam dinding. Sekarang sudah jam 12 kurang 5 menit! “Choky, waktumu udah nggak banyak lagi. Kamu harus cepat memutuskan!” Peri Cherry menyodorkan sebuah gelas emas berisi api ke hadapan Choky.

                        “Choky kamu bisa melakukannya sekarang.” katanya. “Choky, ayo, kamu pasti bisa melakukan pengorbanan itu. Meskipun foto kenangan kamu dan pamanmu udah nggak ada lagi, tapi kenangan pamanmu terukir dalam di hati kamu. Berusahalah, kamu pasti bisa mengorbankannya!” ucap Silvia menyemangati Choky.

                        Dengan perasaan yang campur aduk, Choky meletakkan tangannya di atas gelas itu. Tak lama kemudian, dengan kerelaan Choky mengorbankan satu-satunya kenangan bersama paman yang dimilikinya. Dia memasukkan foto itu ke dalam gelas emas berisi api, dan menjadi sebuah gumpalan yang terbang ke atas, lalu pecah di langit menjadi kembang api yang sangat indah.

                        Mereka telah berhasil menyelamatkan nyawa Choky. Peri Cherry tersenyum dan melambaikan tangan, lalu mereka kembali ke ruangan berkabut di rumah Peri Cherry.

                        Mereka sangat gembira sekaligus lega. Karena telah berhasil, Silvia ingin sekali memeluk Choky, tapi dia bisa menahan diri. Tiba-tiba Choky memeluknya. “Terima kasih ya, Silvia! Kamu udah menyelamatkan nyawaku!” seru Choky. Silvia meneteskan air mata haru.

                        Choky juga memeluk kakaknya. “Kak Vika, terima kasih, kakak juga udah nyelamatin aku. Terima kasih juga karena selama ini kakak udah jadi kakak yang sangat baik buat aku!” “Iya Choky, sama-sama. Kamu juga adik yang terbaik buat aku!” balas Kak Vika.
***
                        Hari ini hari penerimaan rapor. Semester ini, Choky tidak meraih peringkat 1 seperti biasanya, tapi turun 2 tingkat. Posisinya digantikan oleh Silvia. “Maaf ya, semester ini aku merebut posisimu.” kata Silvia dengan rasa bersalah. Choky menjawab, “Nggak apa-apa kok. Semester ini giliran kamu yang juara satu. Kalau aku yang selalu jadi juara satu, pasti bosan kan?” Mereka tersenyum.

                        Choky telah mendapat pelajaran yang sangat berharga dan mengubah kehidupannya dari sebatang Pensil Emas. Dia jadi sadar, jika dia memiliki benda ajaib yang bisa berbuat apa saja, akan berujung tidak baik, bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Dia sangat beruntung memiliki sahabat seperti Silvia dan Kakak sebaik Kak Vika.

Thank'z
By :: Christin

Rabu, 16 November 2011

Surat Terakhir dari Kakak

Anak seseorang pengusaha ternama di negeri ini, ‘Apa yang dia mau,  pasti dia dapatkan’. itu motto hidupnya. Anak kedua dari 2 bersaudara punya kakak cowok yang keren, cool and ganteng bisa dibilang hampir sempurna. Kemana-mana harus dikawal.
            ‘Anastesya Edward’ namanya. Seorang cewek tomboy, cuek, galak, dan cantik abis. Umurnya 16 tahun, bisa dibilang udah termasuk ABG. Tapi anehnya, hampir tiap hari Tesya berantem sama kakaknya yang bernama ‘Morgano Edward’
“KAKAK !!!!!!  Itu diary Tesya!!!!!!!!!!!!! Kembali’in!!!!!!!!!!!!!!!!” kata Tesya kepada kakaknya yang diam-diam mengambil diarynya.
“Ambil ajah, kalo kamu bisa!!“ ejek sang kakak sambil berlari turun tangga.
“Kak Morgan!!!!!!!!” teriak Tesya
“Aduh, non Tesya dan den Morgan. Jangan lari lari nanti kalo kepleset trus jatuh gimana hayo?? Gak usah berantem lagi, udah malem waktunya tidur.” Kata bik Owai sembari melerai  mereka berdua.
“Kak Morgan loh bikkk!!!!”
“Emank gue kenapa??”
“Aduh, sudah-sudah kok tambah dilanjut sih!! Ayo masuk kekamar, trus tidur!” bik Owai akhirnya berhasil melerai mereka berdua.
“Bik temenin Tesya tidur yah?? Kayak biasanya loh bik” ajak Tesya
“Ih, udah gede kok. Masih takut ajah tidur sendiri!! gak malu apa?? Hahahahahah” ejek Kak Morgan sambil berlari meninggalkan bibik dan Tesya
“Biarin wekkkkkk.,,,!!!!!!!!”
“Sudah ayo non, ini udah malam....”
***
“Den morgan, ayo bangun sudah pagi emangnya gak sekolah ta den?” bik Owai mencoba membangunkan Morgan yang masih meringkuk ditempat tidurnya. Morgan terkenal dengan sebutan tukang kebo karena Morgan itu si tukang tidur, hehehehe gak cocok dengan facenya yang cute dan super ganteng,...
“Ntar aja yah bik,,, masih ngantuk banget ni..” Morgan kembali menarik selimutnya yang sudah dilipat bibik.
“BIBIKK!!!!!” teriak tesya dari kamar atas.
Bibik langsung berlari ke kamar Tesya, karena bik Owai pikir mungkin Tesya terjatuh sehingga teriak.
“Iya kenapa non? Non jatuh? Mana yang sakit non?” tanya bik Owai dengan raut wajah yang super panik.
“Apanya si bik yang jatuh? Wong Tesya baik-baik aja kok, Tesya cuma mau tanya. Mana Kak Morgan bik? Jam segini kok belum nongol yah?” Tesya celingak-celinguk mencari kakak kesayangannya.
“Den Morgan masih tidur non” jawab bik Owai dengan muka memelas.
“APA !!! masih tidur, dasar si tukang keboo!! Udah tau hari ini sekolah, biarin Tesya aja yang bangunin bik, Kak Morgan harus diberi pelajaran. Makluk gak pernah disiplin.!”omel Tesya, segera ia kekamar Morgan. Ia juga tak lupa membawa bak yang berisi air. Kali ini Kak Morgan harus diberi pelajaran. Omel Tesya dalam hati.
BYUurrrrrr,.......bYURrrrrr,........
“Ahhhhhh,.... Banjirrrrrrrrrrrr!!!!!”teriak Morgan dengan muka masam.
“Syukurlah, Kakakku akhirnya bangun juga. Terimakasih Tuhan.”kata Tesya dengan wajah yang tidak bersalah.
“WOIII !!! kalo mau bangunin orang tuh yang bener donk? Masak disiram air dingin!!” sambar Morgan yang tak mau kalah dengan adiknya.
“Heh Kak! Untung masih di siram air dingin, dari pada Tesya siram pake air panas. Heheheh weeekkkkk” ejek Tesya, ia lekas meninggalkan kakaknya yang basah kuyup karena perbuatannya.
“Kak cepetan loh, kita udah telat ni.”
“iya.. iya” balas sang kakak.
Ehm.,, enak juga punya kakak ganteng, keren, most wanted disekolah, dan pinter lagi. Kan banyak untungnya. Aku jadi ikut terkenal gara-gara punya kakak kayak kak Morgan. Hehehehe pikir Tesya dalam hati. Morgan merasa aneh melihat adiknya yang senyum-senyum sendiri. Akhirnya Morgan malah ikut tersenyum setelah melihat tingkah adiknya.
“Napa senyam-senyum? Kehabisan obat ya? Apa perlu kak Morgan mampir ke apotik?” ledek Morgan
“YEE.,, emangnya Tesya gila, mau dibelikan obat. Kak Morgan gak sopan!”jawab Tesya cuek
“Suruh sapa senyam-senyum sendiri? Emangnya mikir apa?!”
“hemhh.... kasih tau gak ya? Tesya kasih tauh deh, jawabanya RAHASIA.... hehehehehehe”ejek Tesya
Morgan hanya bisa tersenyum melihat reaksi adiknya. Mobil yang ditumpangi mereka berdua akhirnya sampai didepan gerbang sekolah SMA BPI, itulah SMA yang terkenal di indonesia, SMA BPI cuma ada diBandung. SMA ini terkenal karena murid-murid yang pintar dan kaya.
“Kak, Tesya turun disini aja !!”pinta Tesya
“Gak bisa, kamu harus temenin kakak parkirin mobil.” Jawab Morgan sewot
“Ya ampun kak, kelas Tesya tuh jauh dari parkiran mobil, sedangkan kelasnya kakakkan dekat dari tempat parkir. Kakak gak kasihan sama adikmu ini?”
“Gak bisa, harus pokoknya!”
“Kakak!!!!” Tesya mulai geram dengan kakaknya
“Iya, iya Tesyaku sayang” kata kak Morgan sambil mengelus-elus rambut Tesya.
“Tengkyu kak Morgan” jawab Tesya
Tesyapun turun dari mobil sang kakak. Untungnya kali ini para pengawal mereka tidak ikut, karena sibuk mempersiapkan kedatangan Tn. dan Ny. Edward dari London.
Pelajaranpun dimulai. Tesya terkenal juga karena kepandaiannya. Tak heran kalau banyak bapak/ibu guru yang akrab dan senang dengan dia. ‘KRINGGGGG.......... TETOT......... TETOooOOOttttttTTTTT..’
Bel tanda istirahat berbunyi. Tesya dan sahabatnya Zea keluar kelas dan menuju ke kantin. Saat keluar kelas, ternyata ada penggemar Zea namanya REZA. Tapi sayangnya Zea tak pernah merespon.
“Zea, tuh ada Reza.” kata Tesya sambil menunjuk ke arah Reza
“Apaan sih kamu..!,” Zea mencoba mengelak. Sedangkan Reza hanya tersenyum simpul dan melambaikan tangan.
“Iya,, iya. Ya udah ayo” ajak Tesya. Zea hanya tersenyum yang menandakan ‘Iya’
***
Saat dikantin..
“Buk, Tesya pesan kaya biasanya ya..” kata Tesya kepada salah satu penjual dikantin sekolahnya itu
“Iya non Tesya. Siomay ‘Maknyuss’ dan juice avocad kan??”
“Ok. Ze, kamu beli apa??? Tesya yang traktir deh.”
“Really..???” Zea balik tanya untuk memastikan
“Iya.. gk mau..??? ya udah,,”
“Eitzz. Buk, aku sama kaya Tesya”
Saat Tesya dan Zea mencari tempat duduk. Tiba-tiba ada beberapa cowok yang menabrak mereka berdua.
“Woi..!!!! punya mata gak sih..???” bentak Tesya
“Loe itu.. santai napa??” kata salah satu cowok diantara mereka bertiga
“Heh!!!! Kita bisa santai kalau kaki Tesya gak kamu injak..!!!!!!!!” Zea coba membela Tesya
“Gue punya nama..!!!!!!” kata cowok yang masih menginjak kaki Tesya
“So..????? Udah selesai?????? Kaki loe..!!!!” Tesya mulai berteriak, karena kakinya mulai cenat-cenut
“Nama gue Dicky, dia Rangga dan yang nginjak kaki loe itu..”
“Kita gak perlu tau nama kalian..!!! sekarang minggir..!!!!” tiba-tiba Tesya memotong pembicaraan cowok-cowok itu dan menarik tangan Zea untuk kembali kekelas.
“Tesya, pesanan kita dikantin gimana,..???” tanya Zea dengan tampang polos
“Biarin aja..!!!!! gara-gara cowok tadi nafsu makan jadi hilang,, lagipula kita juga bisa HEMATTT” jawab Tesya santai sambil cekikikan
***
Saat dirumah...
“Bibik..!!!!!!!!!!!!!!!” teriak Tesya
“Iya non. Loh kok pulang sendiri,,???????? Den Morgan mana.??”tanya Bik Owai
“Iya tuh bik, katanya ada kerja kelompok. Tapi gak tau lagi kalau dianya bohong.. makanya Tesya pulang duluan” jawab Tesya sambil meletakkan tasnya di sofa
“Tesya sayang...”
“Hah,,.????? Mami, Papi..” Tesya lekas menghampiri Papi dan Maminya yang sedang asyik makan dimeja makan
“Kami berdua kangen sama kalian,, makanya putusin buat pulang ke Indonesia..” spontan mereka langsung berpelukan untuk melepas rindu
“Sayangnya kak Morgan belum pulang Mi,,”
“Emang dia kemana sayang,.??”
“Ada kerja kelompok dirumah temennya”
“Ya udah gak papa,, sekarang makan siang yuk.” Ajak papi Tesya
***
Matahari telah berada diufuk barat. Makanan untuk makan malam telah siap.
“Tuan, Nyonya. Makan malam sudah siap.” Teriak Bik Owai dari dapur
“Iya bik. Tolong panggilkan Morgan sama Tesya ya.” Pinta Ny.Edward
“Baik Nyonya”
Bik Owai pun langsung lari ke kamar Tesya dan memanggilnya untuk makan malam bersama. Tapi saat kekamar Morgan, ternyata Morgan belum pulang. Bik Owai yang panik langsung memberitahukan hal ini kepada majikannya.
“Tuan, Nyonya. Den Morgan belum pulang.”
“Ya ampun kak Morgan. Masak ada kerja kelompok sampai malam” Tesya pun ikut panik
“Santai aja.. Morgan kan cowok jadi pasti bisa jaga diri. Iya gak Mi..??”
“Terserahlah.. Laki-laki itu ANEH” sahut Mami
“Udah ah, selera makan Tesya hilang gara-gara kak Morgan belom pulang” Tesya lekas menuju kamarnya.
***
Keesokan harinya, Morgan langsung menuju kamar Tesya. Karena dia khawatir akan adik kesayangannya itu.
“Tesya,, Tesyaaa....” Morgan memanggil Tesya dari luar kamar Tesya, sambil mengetuk pintu kamar sang adik sekencang mungkin
“Kakak..” Tesya yang baru saja membuka pintu kamarnya langsung memeluk Morgan.
“Mata kamu kenapa,,.??? Digigit lebah ya..???” ejek Morgan
“Ah.. Gara-gara kakak..!!” Tesya mulai bersikap manja pada kakak kesayangannya itu
“Kak Morgan denger tadi malam kamu gak makan ya,,??? Ayo sekarang makan.” Ajak sang kakak
“Iya kak..”
***
Seusai sarapan pagi. Morgan menemui Papi dan Maminya yang sedang asyik menonton Tv di ruang keluarga, sedangkan Tesya kembali kekamarnya.
“Papi, Mami. Morgan mau ngomong sama kalian berdua.”
“Ngomong apa sih, Gan..??” tanya sang Mami
“Silahkan,,.” Sahut Papi
“Tapi kita ngomongnya ditaman aja ya,,” pinta Morgan
“Iya” jawab Papi dan Mami kompak
***
Saat ditaman...
“Papi, Mami. Setelah lulus SMA, Morgan mau ngelanjutin sekolah diluar Negeri. Gak papa kan,,?” tanya Morgan serius
“Kamu yakin nak,,.??” Papi mencoba meyakinkan
“Iya Pi” jawab Morgan simpel
“Terserah kamu, kalau memang itu yang kamu mau. IT’S OK. Papi dukung. Iya kan, Mi..???” tanya Papi kepada Mami. Sedangkan Mami hanya diam
“Mami..” sahut Morgan
“I.. Iy..iya, Mami setuju” jawab Mami terbatah-batah
“Tapi gimana dengan Tesya..???” sambung Mami
“Tesya kan udah gede Mi. Lagipula ini demi masa depan Morgan, anak kita.” Papi tak mau kalah
“Papi gak mikirin masa depannya Tesya..?? kemaren Morgan gak pulang sampai malam, dia gak mau makan. Gimana kalau Morgan kuliah diluar negri selama beberapa tahun” Mami mencoba membela Tesya, anak kesayangannya itu. Sedangkan Papi dan Morgan hanya bisa diam.
***
Siang berganti malam..
“Tesya,,!!”
“Iya kak.. ada apa??” tanya Tesya dengan muka polos
“Kakak mau ngomong sesuatu..” Morgan mulai pasang tampang serius
“Apa kak..?? ngomong aja..”
“Setelah kakak lulus SMA. Kakak mau ngelanjutin kuliah..”
“Ya,, iyalah kak. Pasti semua orang juga mau kuliah” tiba-tiba Tesya memotong pembicaraan kakaknya
“Tapi.. Kakak mau ngelanjutin kuliah di Aussie..” sambung Morgan sambil meneteskan air mata
“Apa..???” Tesya langsung lari menuju kamarnya. Meninggalkan kakaknya yang ada di Ruang Keluarga
***
Saat dikamar, Tesya terus mengurai air matanya yang tak bisa berhenti jatuh. Tesya sudah terlalu sayang dan dekat dengan kakaknya. Sampai-sampai orang tidak mengenal mereka, mengira bahwa mereka sepasang kekasih. Tesya dan Morgan tak pernah terpisahkan. Tapi keputusan Morgan sudah bulat. Dia tetap akan melanjutkan sekolahnya diluar negeri, walau dia tau bahwa perpisahan sangat menyakitkan. Apalagi harus berpisah dengan adik kesayangannya selama beberapa tahun.
Hari kelulusanpun  tiba,,
Morgan mendapat Predikat ‘Murid Paling Pandai’ angkatan 2011, dan mendapat nilai yang paling sempurna. Setelah wisuda SMA, Morgan akan langsung ke bandara untuk OTW ke Aussie. Sayangnya Tesya tidak ikut mengantar.
“Mi, Pi. Morgan berangkat dulu ya,, oea, salamin sayang buat Tesya adik Morgan satu-satunya. Bilangin supaya dia gak manja lagi, gak tomboy lagi. Gak galak, apalagi sama cowok. Suruh dia jaga kesehatan ya. Mami sama Papi juga harus jaga kesehatan.” Kata morgan sambil memeluk kedua orangtuanya
“Iya, nanti kami sampaikan. Hati-hati ya Gan..”
“Morgan berangkat ya” kata Morgan sambil mengusap air mata yang jatuh membasahi pipinya.
***
Saat dirumah..
“Non, ini ada surat buat Non Tesya. Dari Den Morgan. Katanya bibik suruh kasih kalo Den Morgan sudah berangkat” kata Bik Owai sambil memberikan sepucuk surat yang beramplop Merah. Tesya pun segera membuka surat itu :::
Dear Tesya,,
          Adikku sayang, maafin kakak kalo selama ini kakak  jahat dan sering usil ke kamu. Sebenarnya kakak gak bermaksud. Kakak ngelakuin itu, karna kakak ingin di sisa hidup kakak tersimpan kenangan-kenangan terindah bersama orang-orang yang kakak sayang. Oea, jangan galak-galak sama cowok ya..
          Sebernarnya kakak pergi ke Aussie bukan saja untuk bersekolah, tapi kakak juga akan berobat disana. Kata dokter spesialis yang tau penyakit kakak, di Aussie perawatannya lebih lengkap dan modern daripada di sini.
          Doakan Tuhan masih memberiakan umur panjang buat kakak, agar kakak bisa pulang dan berkumpul bersama-sama lagi seperti dahulu. Kakak ingin waktu kakak sembuh nanti, kamu orang pertama yang menyambut kedatangan kakak di Indonesia. Itupun  kalo kakak berhasil sembuh.
          Tapi kakak akan berusaha sembuh dan bangkit demi keluarga, khususnya kamu. Bila selama 4 tahun kakak gak pulang, berarti kakak udah gak ada di dunia ini. Tesya, janji ya waktu kamu baca surat ini jangan pernah meneteskan air mata. Mungkin ini surat terakhir kakak buat kamu. Pesan kakak buat kamu ‘Selalu kuat dan Tegar apapun yang terjadi’ Tunggu kakak ya...
                                                            Salam sayang kakak
                                                                                              Morgano Edward           
          Seusai membaca surat itu, Tesya meneteskan air mata dan dia berjanji akan selalu kuat dan tegar apapun yang terjadi seperti pesan kakaknya. 4 tahun berlalu tapi Morgan tak kunjung pulang ke Indonesia.  Mungkin ini memang sudah rencana Tuhan, agar Morgan nggak perlu ngerasain sakitnya lagi. Tesyapun sudah menemukan pujaan hatinya.
            Sekarang motto hidup Tesya diganti ‘Smile Spirit’. Sekarang Tesya akan buka lembaran baru bersama Bisma Putra Ningrat, pacar pertama dan terakhirnya. ‘Tesya harap disurga kak Morgan bisa lebih senang dari pada didunia, disini Tesya selalu mendoakan kakak.. Tesya harap kakak juga akan selalu mendoakan Tesya dan Bisma,, Ternyata gak semua yang Tesya inginkan bisa Tesya dapatkan’ kata Tesya dalam hati sambil meneteskan air mata.
*THE END*
BY :: SHERLY

Lola Story


Kenalkan, namaku Ananda Lolavita, aku adalah anak yatim piatu,  ayah dan ibuku meninggal karena kecelakaan sebuah pesawat 5 tahun yang lalu. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Sekarang  aku tinggal di panti asuhan Senyum Semangat. Tahun ini aku berumur  18 tahun dan duduk di kelas 3 SMA  di SMAN 1 Surabaya. Dalam urusan pendidikan aku sangat  mengandalkan belas kasihan dari orang lain dan berusaha dan dengan segenap kemampuanku.
Bu Angel  nama kepala panti disini. Beliau adalah seseorang yang baik dan ramah .  Di panti ini aku punya satu sahabat yang bernama Clivenia Josephine yang biasa dipanggil dengan Ipen. Pengasuh yang berada disini begitu membenciku, namanya Bu. Lucy, alasan dia menbenciku adalah aku punya banyak prestasi dan anak kesayangan Bu Angel
Dari kamar sebelah terdengar suara yang keras, “Lola, cepat bersihkan kamar sekarang!”
“Iya Bu, sebentar lagi akan saya bersihkan” Jawabku
“Ingat yah Lola, kalo gak bersih kamu gak akan dapat makan malam setelah ini ”
“Iya Bu Lucy saya ingat. Saya juga ingat setelah Bu Lucy menyuruh saya membersihkan kamar pasti saya disuruh untuk menjaga adik-adik kan??” Tanyaku iseng ke Bu Lucy lalu aku pergi ke kamar untuk membersihkan kamar dan mengobrol dengan Ipen yang duduk dan memeluk boneka beruang peninggalan mamanya dulu.
“Ipen, Ipen udahlah kamu jangan terperangkap dalam masa lalu seperti itu” Nasehatku ke Ipen yang hampir saja meneteskan air mata
“Iya, maafin aku yah Lola, aku masih ke inget sama mamaku” Jawab Ipen. Ipen kehilangan papanya sejak dia masih kecil. Ipen pun kehilangan mamanya 1 minggu setelah ulang tahunnya ke 10 karena penyakit leukimia.
“Gak apa-apa Ipen, aku ngerti kok” Ucapku sambil melipat selimut
“Eh, Lola aku mau tanya apa kamu gak sedih di marahin sama Bu Lucy terus? Apa lagi kalo dimarahin di depan anak-anak lainnya. Kalo aku jadi kamu aku pasti nangis”
“Yah jangan diangap serius dong Ipen, buat enjoy aja. Emang aku sempet ngerasa sedih soalnya sering kena bully’annya Bu Lucy. Rasa malu juga pasti ada karena dicibir mulu”
“Terus apa yang kamu lakuin”
“Aku Cuma cuek, tapi bukan berarti aku gak ndengerin kata-kata dari Bu Lucy dan juga bukan berarti aku gak perduli  atas cacian dan makian dari Bu Lucy  karena itu bisa jadi dorongan buat aku”
“Terus apa yang bisa buat kamu kuat dengan semua itu?”
“Karena aku udah berjanji sama mama dan papaku, kalo senyumanku gak akan luntur! Walau apapun yang terjadi. Akupun akan terus tersenyum untuk mereka dan aku juga janji kalo semangatku tidak akan patah untuk mencapai cita-citaku. Walau itu terasa sangat berat sekali”
“Emang cita-cita kamu itu apa Lola?”
“Aku ingin banget jadi seseorang pahlawan bangsa, seperti R.A Kartini yang telah berhasil menjadi pahlawan untuk kaum wanita, dan berhasil memperjuangkan emansipasi wanita, dan membuat wanita setara dengan kaum lelaki”
“Amin, dan jangan lupa bawa dalam doa juga yah La”
“Iya Ipen makasih. Gak terasa karena kita asyik mengobrol akhirnya selesai juga pekerjaan kita. Sekarang ayo kita jaga adik-adik semua ”
Aku dan Ipen menjaga adik-adik itu, walau mereka nakal dan mengesalkan tapi aku dan Ipen tetap memberikan mereka kasih sayang. Aku mengangap mereka semua adalah keluargaku sendiri. Aku merasa lebih beruntung dari pada mereka yang ada disini karena dulu aku masih meraskan kasih sayang orang tua, sedangkan mereka ada yang ditinggalkan sejak kecil, ada yang dibuang, dan lain sebagainya. Dengan adanya aku dan Ipen sebagai anak tertua disini kami harus bisa memberi contoh yang baik dan memberikan kasih sayang kepada mereka. Sebagaimana yang Bu Angel telah berikan kepada kami
Ada salah satu adikku yang paling kecil Aril namanya dia bertanya, “Kakak Lola, emang cita-cita itu apa sih kak?”
“Cita-cita itu adalah sesuatu yang ingin kita capai saat kita sudah besar nanti, seperti cita-cita yang kamu impikan selama ini” jelasku ke Aril.
“Memang Cita-cita kakak Lola itu apa?”
“Emm, cita-cita kakak yah? Cita-cita kakak ingin seperti seorang pahlawan bangsa yang dapat membela Indonesia tercinta contohnya seperti R.A. Kartini dan kakak ingin melebihi dia dan bisa turut membanggakan negri ini dalam tingkat internasional  ini.  Kalau cita-cita Aril sendiri apa?”
“Aril ingin punya rumah sakit sendiri kak, dan ingin jadi dokter yang paling hebat di tingkat internasional, tapi apakah aku bisa?” Tanya Aril polos
Jawabku, “Kalau kamu mau optimis, belajar, dan terus berusaha sunguh-sunguh kamu pasti bisa! lihat saja orang-orang yang sukses, mereka bisa menjadi orang yang terkemuka karena usaha-usahanya yang luar biasa untuk mencapai sesuatu yang dia impikan, kamu juga bisa, kamu tinggal berusaha mencapainya, asal kamu mau, apa aja yang kamu impikan akan menjadi kenyataan tapi juga jangan lupa berdoa yah”
“Berarti kalo Aril ingin ketemu sama mama bisa dong kak?”
“Bisa kok. Caranya Aril harus mendoakan mama supaya masuk surga pasti suatu saat nanti kalau sudah waktunya, Aril dan mama pasti ketemu di surga” Jawabku menyemangati Aril yang polos.

Saat aku sedang bermain bersama adik-adikku, tiba-tiba Ipen datang menghampiri dan menyuruh kami makan malam. Ipen  yang dari tadi membantu Bu Angel menyiapkan makanan akhirnya melepas penatnya sejenak.
“Lola, setelah makan ajak semuanya untuk tidur yah. Besok kan kalian sekolah dan jangan lupa menyiapkan perlengkapan sekolah yang akan di pakai besok.” Ucap Bu Angel lalu pergi
“Iya Bu, ibu mau kemana? Gak makan dulu?” Tanyaku menghentikan langkah Bu Angel
“Udah kalian makan aja dulu, kalo ibu gampang, Ibu mau ke kamar dulu” Jawab Bu Angel lalu meneruskan langkahnya menuju kamarnya di depan ruang  tengah.

Hari ini hari Senin, semua berangkat ke sekolah bersama. Setelah kami berpamitan dengan Bu Angel kami semua berangkat. Walau dengan uang saku yang tidak seberapa ditambah bekal yang dibawakan oleh Bu Angel kami berangkat dengan penuh syukur.  Aku juga minta izin untuk pulang terlambat karena akan mengerjakan tugas diperpustakaan sekolah nanti. Aku melewati hari ini dengan senang, dan ceria, walau banyak tugas yang diberikan tapi aku tetap mengerjakan dengan penuh semangat.
Sepulang sekolah aku berlari menuju perpustakaan dan menghampiri Bu Wenda guru yang bertugas menjaga perpustakaan sekolah.
“Bu Wenda, tunggu! jangan ditutup dulu perpustakaannya” Teriakku hingga Bu Wenda kaget
“Lola, perpustakaannya belum ditutup kok, ayo cepat masuk” Jawabnya ramah
“Bu Wenda, kemungkinan saya disini menggerjakan tugas sampai sore bersama Ipen”
“Tidak apa-apa kok Lola, kan perpustakaan juga sarana murid untuk belajar”
“Kalau begitu saya pulang dulu, kalau kamu sudah selesai memakai perpustakaannya kamu kunci yah, seperti biasanya” Ucap Bu. Wenda sambil memberikan sebuah kunci
Ipen datang dan langsung duduk di bangku sebelahku.
“Ayo Ipen, mulai kerjakan tugasnya”
“Iya Lola, aku juga sudah tau”
“Oya, tugas dari Bu Christy juga dikerjakan yah”
 “Tapi Lola, Tugas ini baru dikasih hari ini kan? Dan tugasnya lumayan susah”
“Udahlah Ipen, semakin cepat kita mengumpulkan tugas semakin bagus nilai yang kita dapat. Kita harus berusaha mencapai yang terbaik”
“Oke, ayo kita mengumpulkan nilai, dan kasih yang terbaik”
Matahari sudah condong ke arah barat, Jam menunjukan pukul 5 sore. Aku dan Ipen langsung menuju panti asuhan Senyum Semangat. Tugas-tugas kami sudah selesai dikerjakan dan siap untuk dikumpulkan esok hari. Sesampainya di panti asuhan aku langsung disambut dengan adik-adikku yang lucu dan juga disambut dengan omelan Bu. Lucy karena tidak menjaga adik-adik tadi siang hingga Dia kerepotan. Setelah mandi dan makan malam aku berjalan menuju kamar untuk mengulangi pelajaran disekolah tadi dan mempersiapkan segala sesuatu untuk sekolah besok. ‘Aku harus bisa menggunakan waktu untuk belajar dengan baik karena aku ingin mencapai cita-cita yang kuimpikan untuk menjadi seorang pahlawan bangsa itu’ Tekatku dalam hati. Memang jalan untuk menuju ke cita-citaku itu susah ditempuh apalagi untuk anak seperti aku, tapi aku tau suatu hari akan terbuka jalan yang diberikan.
Hari ini Selasa, aku bangun kesiangan hari ini. Aku buru-buru mandi dan langsung menuju kesekolah. Akupun lupa membawa bekal yang disiapkan oleh Bu Angel. Aku dan Ipen tiba 3 menit sebelum bell sekolah dibunyikan.
“Lho, Lola, Ipen? Kalian kok baru datang?” Tanya Bu Christy Guru PKn saat berpapasan denganku dan Ipen yang berlari menuju ke kelas
“Iya Bu, kami kesiangan, kemarin  kami mengerjakan tugas dari Bu Christy sampai sore” Jawab Ipen lalu menyerahkan tugasnya
“Kalian berdua benar-benar anak yang rajin ya, tugas ini kan baru dikasih kemarin, tapi kalian sudah menyelesaikan hari ini” Jawab Bu Christy
“Itu kan salah satu usaha kami untuk mengapai cita-cita kami yang tinggi” Jawabku senang
“Walau dengan banyaknya halangan yang ada, kami merasa sulit sekali menggapai cita-cita kami. Tapi kami tidak akan menyerah sebelum mencoba” Sambung Ipen
“Teruskan usaha kalian, suatu saat pasti ada dermawan yang mau membantu anak-anak seperti kalian ini”
“Amin, Bu Christy kami harus segera ke kelas, sebentar lagi pelajaran akan dimulai”
“Iya Lola, Ipen. Belajarlah yang rajin yah!”

Saat istirahat berlangsung, perutku yang dari tadi pagi belum terisi ini berbunyi. Ipen menawarkan bekal roti tawar miliknya kepadaku.
“Lola, makan aja, dari pada kamu kelaparan” Ucap Ipen sambil menyodorkan kotak bekalnya
“Gak usah Ipen, roti itu hanya satu, Bu Angel menyiapkannya untuk kamu, Aku bisa tahan kok, itu juga karena kelalaianku meninggalkan bekalku tadi pagi”
“Lola, sebaiknya kamu makan roti ini bersamaku, kamu itu lapar, meskipun sedikit tapi bisa menganjal perut kita yang kosong. Walau kurang mengenyangkan, tapi kan masih ada sesuatu yang mengganjal perut kita, lagi pula sahabat itu berbagi dalam suka dan  duka”
“Makasih ya Ipen, kamu memang sahabat sejatiku”
Matahari berada tepat diatas kepala, aku dan Ipen berjalan ke panti asuhan dengan hati yang senang. Sesampainya di panti asuhan ada kabar yang mengembirakan untukku dari Bu Lucy.
“Lola, mulai hari ini kamu tidak perlu tinggal disini lagi, karena sudah ada yang mengadopsi kamu. Coba kamu pergi keruangan Bu Angel, disana ada ibu yang mengadopsi kamu” Ucap Bu Lucy dengan cueknya
“Apa, diadopsi ??” Jawab ku dan Ipen kaget
“Udahlah kamu segera keruangan Bu. Angel aja sekarang” Jawab Bu. Lucy sambil mendorongku
“Lho Bu Christy? Kenapa Bu Christy berada disini?”
Dengan cepat Bu Angel menjawab, “Beliau ini yang mengadopsi kamu dan kamu harus memanggil Beliau ini dengan sebutan Mama”
“Tapi, mengapa Bu Christy mengadopsi saya?” tanyaku heran
“Karena, tekat kamu untuk mengapai cita-cita sangat besar, dan kamu mempunyai semangat yang tinggi untuk belajar. Selama ini Bu. Christy sering memperhatikan kamu. Belajar diperpustakaan sekolah sampai sore untuk mengerjakan tugas, terkadang kamu lupa untuk membawa bekal, dan iseng dengan teman kamu. Saya ingin membantu kamu untuk mengapai cita-cita kamu”
“Berarti aku harus berpisah dengan Ipen? Berpisah dengan adik-adik?”
“Kamu bisa menggajak Ipen untuk belajar bersama di rumah, Kamu juga bisa main disini kalau liburan”
“Baiklah, Ipen aku janji akan sering mengajak kamu belajar bersama dirumahku yang baru sesuai dengan izin Bu Christy, pegang janjiku ya, kita akan mengapai cita-cita dan meraih dunia bersama, karena kamulah sahabat sejatiku” Ucapku lalu memeluk Ipen
Lalu aku mengemasi baju-bajuku, bonekaku kedalam koper berwarna merah. Aku berpamitan dengan semua, tetapi hanya Bu. Lucy yang tidak perduli akan kepergianku. Aku meneteskan air mata saat memeluk adik-adikku dan Ipen. Aku pergi dengan Bu. Christydengan naik mobil sedan. Mama baruku itu bercerita tentang keluarganya. Papa baru ku yang bernama Rangga sering keluar negri untuk urusan bisnis. Dulu Bu. Christy punya anak yang sebaya denganku, dia bernama Felly, tetepi dia sudah meninggal karena suatu kecelakaan. Anak bungsunya bernama Lucky, Dia agak nakal tapi menyenangkan.
“Lho, kok sepi Bu Christy ??” tanyaku dalam keheningan rumah
“Kok masih manggil Bu Christy sih? Panggilnya Mama dong”
Dengan agak malu dan segan aku memanggil, “ Mama”
“Sebentar lagi pasti ada orang kok, liat aja”
Tidak berapa lama ada sebuah karet meluncur dan mengenai pipiku. Itulah kerjaan Lucky adik baruku yang bandel.
“Lucky, yang baik dong sama kakak kamu! ” Kata mama
“Iya-iya, maaf ma, dan Kakak Lola, selamat datang di rumah” Sambut Lucky
“Lola, kamar kamu ada di sebelah kamar Lucky, nanti Lucky yang akan antar kamu. Mama mau kekamar dulu, Mama mau menyiapkan materi untuk besok” Kata mama lalu pergi ke kamarnya
“Ayo kakak Lola, aku antar kekamar” Ucap Lucky sambil menarik tanganku. Aku sampai disuatu kamar yang bernuansa merah muda. Aku merasa seperti seorang Cinderela yang berawal dari seseorang yang miskin hingga menjadi seorang putri. ‘Braak’ pintu kamarku tertutup saat aku masuk kekamarku. Aku mencoba untuk membuka tapi apa daya, kunci berada ditangan Lucky. Aku hanya pasrah dan memutuskan untuk tidur, hingga aku terbangun di keesokan harinya.
“Lola, ayo kita berangkat sekarang, dan jangan lupa bawa bekal yang sudah Mama siapkan diatas meja makan” teriak Mama dari depan pintu
“Iya ini aku sudah siap, bekalnya juga sudah aku bawa” Jawabku sambil turun dari tangga
“Sudah kelas 3 SMA masih saja bawa bekal dari rumah” Ucap Lucky
“Biarin, Week” Jawabku sambil menjulurkan lidah ke Lucky
Setelah mengantar Lucky barulah aku dan Mama berangkat ke sekolah. Saat sampai di sekolah aku langsung turun dari mobil menuju kekelas sedangkan Mama akan memarkirkan mobil terlebih dahulu. Dikelas aku langsung menghampiri Ipen dan bercerita tentang keluarga baruku. Ipen terlihat senang mendengar ceritaku, sepulang sekolah nanti aku akan mengajak Ipen kerumah untuk belajar bersama. Bel berbunyi tanda pelajaran segera dimulai, Guru-guru yang mengajar dikelasku selalu mengucapkan kata “Selamat yah Lola, kamu udah resmi menjadi anak Bu. Christy, kamu pasti senang” dan dengan selingan senyum aku menjawab “terimakasih”
Jam pelajaran sudah habis, sekarang waktunya untuk pulang. Mama, aku, dan Ipen menuju rumah. Ipen terkagum melihat kamar baruku.
“Woow, ini indah sekali” gumam Ipen
“Ipen, kamu sering-sering main kesini yah” Ucapku. Aku dan Ipen segera belajar, ketika sedang asik belajar tiba-tiba lampu kamarku mati. Aku tau itu pasti perbuatan Lucky, aku segera keluar kamar dan menghampiri Lucky dikamarnya. Saat aku masuk aku melihat Lucky sedang tidur.
“Lucky, jangan pura-pura tidur, Kakak tau itu tadi perbuatan kamu kan, Kakak sedang belajar, jadi tolong kamu jangan ganggu kakak” teriakku sambil mengoncangkan tubuh Lucky
“Kakak, ada apa sih? Lucky lagi tidur tuh, biarin saja, mungkin tadi bibi yang tidak sengaja mematikan lampu kamar” Ucap Mama yang tiba-tiba datang dan menghampiriku. Mama keluar dari kamar Lucky, dan ketika aku melihat Lucky, dia membuka selimutnya lalu menjulurkan lidah kearahku. Tanpa perduli dengan Lucky, aku kembali kepada Ipen yang tinggal dikamarku. Aku mencoba sabar dengan kelakuan Lucky, mungkin Lucky bertingkah seperti ini karena dia belum terbiasa dengan adanya aku disini. Hari sudah sore, matahari condong ke arah barat, tiba saatnya untuk Ipen pulang. Ipen pulang sendiri karena tidak mau diantar Pak Kiki, supir dirumah.
Saat Malam tiba, Mama pergi keluar  untuk makan malam. Aku belajar dikamarku, suasana terasa sangat hening dan tentram, Lucky tak lagi berbuat ulah. Pukul enanm pagi ini, aku memeriksa buku yang ada ditasku sebelum berangkat kesekolah. Tiga bukuku menghilang, tanpa basa-basi aku langsung menghampiri Lucky. Lucky hanya mengelak dan berpura-pura tidak tau.
“Lucky, kakak tidak sebodoh itu, kakak tahu kalau itu ulah kamu” bentakkudihadapan Lucky
“Kakak, aku Cuma bercanda sama kakak, jadi tidak perlu bentak” Jawab Lucky santai
“Udahlah, ayo cepat kasih” teriakku disaksikan oleh Mama
“Kakak, Lucky, cepat sekarang sudah  jam enam lebih sepuluh” Ucap Mama melerai
                Di mobil, aku bertanya kepada Lucky, “Kenapa kamu bersikap seperti itu kepada kakak?”
“Lucky iri dengan kakak, sebelum kakak ada dirumah mama selalu bercerita tentang kakak, membanggakan kakak, dan memuji kakak sedangkan sikap mama ke terhadapku itu biasa saja, sekarang kakak ada tinggal dirumah, mama selalu memperhatikan kakak, mengenalkan kepada teman-temannya, bahkan menyangupi apa yang diminta kakak, tapi aku selalu diabaikan, aku tidak diperhatikan” Jawab Lucky dengan tampang cuek
“Mungkin mama nggak bermaksud seperti itu, mama pasti juga sayang terhadap kamu, dan mama perduli dengan kamu Lucky” Jelasku
“Kakak sama seperti mama, selalu berbohong” teriak Lucky seraya turun dari mobil
                Aku melewati hari dengan senang. Sampai dirumah, aku makan lalu tidur siang. Sehabis makan malam aku langsung menuju kamar untuk belajar.
“Tampaknya ada yang mengetuk pintu” Gumamku lalu membuka pintu
“Lucky ??” Ucapku kaget melihat Lucky berada diluar kamarku
“Kakak, maaf menggangu waktu belajar kakak, aku tau kalau aku tidak boleh menggangu ketika kakak belajar, tapi aku mau minta tolong ajarkan aku matematika” Kata Lucky Ragu
Aku mengajarkan Lucky matematika sampai dia mengerti, disaat aku mengajarkannya Lucky tampak memperhatikan. Lucky juga sempat bercanda denganku, kami merasa lebih akrab.
“Terimakasih yah kak, sudah mau mengajarkan aku” Ucap Lucky dengan muka tersenyum
“Iya, sama-sama”
“Aku juga mau minta maaf untuk kejadian tadi pagi”
“Iya, sudah jangan di ingat-ingat lagi”
“Oh iya, besok papa datang dari Australia, jadi pulang lebih cepat yah kak”
“Oh, oke, akan kakak usahakan” Ucapku sambil membukakan pintu untuk Lucky
‘Papa akan datang dari Australia, aku akan bertemu dengan papa angkatku, bagaimana wajahnya yah? Apakah dia baik seperti mama atau seperti apa yah..’ Gumamku dalam hati
Esoknya aku pulang secepat mungkin untuk bertemu dengan papa. Saat aku sampai aku langsung disambut oleh papa, dan aku diberi banyak oleh-oleh.
“Lola, papa mau kasih sesuatu lagi untuk kamu dan Lucky” Ucap Papa
“Apa pa?” Tanyaku Penasaran
“Ini, ada Handphone kamu dan adik kamu dan laptop untuk kamu berdua”
“Terimakasih Pa”
“Oh, iya, kamu juga akan dimasukkan ke sebuah bimbingan belajar”
“Terimakasih sekali Pa” Ucapku senang
Sekarang aku merasa tercukupi sekalu, dan aku menjadi anak yang lebih baik. Terkadang aku mengajak Ipen untuk belajar bahkan menginap dirumahku. Aku juga sering pergi kepanti asuhan untuk bersilaturahmi, Sayangnya Bu.Lucy masih cuek dan tidak perhatian dengan anak-anak. Dirumah aku mulai akur dengan Lucky, mama juga makin perhatian dengan Lucky. Papa masih sering pergi keluar negri untuk bisnisnya, tapi aku tau itu juga untuk kebaikanku, mama, dan Lucky
Dikelas tiga ini aku benar-benar belajar dengan baik dan rajin, hingga saat melihat hasil ujian, nilaiku memuaskan. Ini berkat dukungan papa, mama, Ipen, dan guru-guruku. Aku meneruskan belajarku ke Universitas  Indonesia bersama dengan Ipen sahabatku, aku mengambil jurusan hukum. Banyak pengetahuan yang aku dapatkan. Tahun-tahun di universitas aku lalui dengan cepat. Dengan banyak prestasi yang aku raih aku memutuskan untuk bergabung dengan salah satu partai politik di Indonesia bersama Ipen. Banyak pengalaman yang aku timba di partai politik ini. Karena aku aktif dalam bidang politik, presiden memilih aku untuk menjadi seorang menteri, aku terpilih untuk mejadi seorang Menteri Pendayagunaan Wanita dan aku memilih Ipen sebagai juru bicaraku. Meski aku tidak dapat menjadi seorang presiden tetapi aku senang bisa membanggakan dan mengharumkan nama Indonesia ditingkat Internasional.
Inilah sebagian dari kisah hidupku yang dapat aku bagikan lewat cerita ini. Aku berharap ceritaku dapat memotifasi bagi kalian yang membaca.

SELESAI 

BY::INTAN