Kenalkan, namaku Ananda Lolavita, aku adalah anak yatim piatu, ayah dan ibuku meninggal karena kecelakaan sebuah pesawat 5 tahun yang lalu. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Sekarang aku tinggal di panti asuhan Senyum Semangat. Tahun ini aku berumur 18 tahun dan duduk di kelas 3 SMA di SMAN 1 Surabaya. Dalam urusan pendidikan aku sangat mengandalkan belas kasihan dari orang lain dan berusaha dan dengan segenap kemampuanku.
Bu Angel nama kepala panti disini. Beliau adalah seseorang yang baik dan ramah . Di panti ini aku punya satu sahabat yang bernama Clivenia Josephine yang biasa dipanggil dengan Ipen. Pengasuh yang berada disini begitu membenciku, namanya Bu. Lucy, alasan dia menbenciku adalah aku punya banyak prestasi dan anak kesayangan Bu Angel
Dari kamar sebelah terdengar suara yang keras, “Lola, cepat bersihkan kamar sekarang!”
“Iya Bu, sebentar lagi akan saya bersihkan” Jawabku
“Ingat yah Lola, kalo gak bersih kamu gak akan dapat makan malam setelah ini ”
“Iya Bu Lucy saya ingat. Saya juga ingat setelah Bu Lucy menyuruh saya membersihkan kamar pasti saya disuruh untuk menjaga adik-adik kan??” Tanyaku iseng ke Bu Lucy lalu aku pergi ke kamar untuk membersihkan kamar dan mengobrol dengan Ipen yang duduk dan memeluk boneka beruang peninggalan mamanya dulu.
“Ipen, Ipen udahlah kamu jangan terperangkap dalam masa lalu seperti itu” Nasehatku ke Ipen yang hampir saja meneteskan air mata
“Iya, maafin aku yah Lola, aku masih ke inget sama mamaku” Jawab Ipen. Ipen kehilangan papanya sejak dia masih kecil. Ipen pun kehilangan mamanya 1 minggu setelah ulang tahunnya ke 10 karena penyakit leukimia.
“Gak apa-apa Ipen, aku ngerti kok” Ucapku sambil melipat selimut
“Eh, Lola aku mau tanya apa kamu gak sedih di marahin sama Bu Lucy terus? Apa lagi kalo dimarahin di depan anak-anak lainnya. Kalo aku jadi kamu aku pasti nangis”
“Yah jangan diangap serius dong Ipen, buat enjoy aja. Emang aku sempet ngerasa sedih soalnya sering kena bully’annya Bu Lucy. Rasa malu juga pasti ada karena dicibir mulu”
“Terus apa yang kamu lakuin”
“Aku Cuma cuek, tapi bukan berarti aku gak ndengerin kata-kata dari Bu Lucy dan juga bukan berarti aku gak perduli atas cacian dan makian dari Bu Lucy karena itu bisa jadi dorongan buat aku”
“Terus apa yang bisa buat kamu kuat dengan semua itu?”
“Karena aku udah berjanji sama mama dan papaku, kalo senyumanku gak akan luntur! Walau apapun yang terjadi. Akupun akan terus tersenyum untuk mereka dan aku juga janji kalo semangatku tidak akan patah untuk mencapai cita-citaku. Walau itu terasa sangat berat sekali”
“Emang cita-cita kamu itu apa Lola?”
“Aku ingin banget jadi seseorang pahlawan bangsa, seperti R.A Kartini yang telah berhasil menjadi pahlawan untuk kaum wanita, dan berhasil memperjuangkan emansipasi wanita, dan membuat wanita setara dengan kaum lelaki”
“Amin, dan jangan lupa bawa dalam doa juga yah La”
“Iya Ipen makasih. Gak terasa karena kita asyik mengobrol akhirnya selesai juga pekerjaan kita. Sekarang ayo kita jaga adik-adik semua ”
Aku dan Ipen menjaga adik-adik itu, walau mereka nakal dan mengesalkan tapi aku dan Ipen tetap memberikan mereka kasih sayang. Aku mengangap mereka semua adalah keluargaku sendiri. Aku merasa lebih beruntung dari pada mereka yang ada disini karena dulu aku masih meraskan kasih sayang orang tua, sedangkan mereka ada yang ditinggalkan sejak kecil, ada yang dibuang, dan lain sebagainya. Dengan adanya aku dan Ipen sebagai anak tertua disini kami harus bisa memberi contoh yang baik dan memberikan kasih sayang kepada mereka. Sebagaimana yang Bu Angel telah berikan kepada kami
Ada salah satu adikku yang paling kecil Aril namanya dia bertanya, “Kakak Lola, emang cita-cita itu apa sih kak?”
“Cita-cita itu adalah sesuatu yang ingin kita capai saat kita sudah besar nanti, seperti cita-cita yang kamu impikan selama ini” jelasku ke Aril.
“Memang Cita-cita kakak Lola itu apa?”
“Emm, cita-cita kakak yah? Cita-cita kakak ingin seperti seorang pahlawan bangsa yang dapat membela Indonesia tercinta contohnya seperti R.A. Kartini dan kakak ingin melebihi dia dan bisa turut membanggakan negri ini dalam tingkat internasional ini. Kalau cita-cita Aril sendiri apa?”
“Aril ingin punya rumah sakit sendiri kak, dan ingin jadi dokter yang paling hebat di tingkat internasional, tapi apakah aku bisa?” Tanya Aril polos
Jawabku, “Kalau kamu mau optimis, belajar, dan terus berusaha sunguh-sunguh kamu pasti bisa! lihat saja orang-orang yang sukses, mereka bisa menjadi orang yang terkemuka karena usaha-usahanya yang luar biasa untuk mencapai sesuatu yang dia impikan, kamu juga bisa, kamu tinggal berusaha mencapainya, asal kamu mau, apa aja yang kamu impikan akan menjadi kenyataan tapi juga jangan lupa berdoa yah”
“Berarti kalo Aril ingin ketemu sama mama bisa dong kak?”
“Bisa kok. Caranya Aril harus mendoakan mama supaya masuk surga pasti suatu saat nanti kalau sudah waktunya, Aril dan mama pasti ketemu di surga” Jawabku menyemangati Aril yang polos.
Saat aku sedang bermain bersama adik-adikku, tiba-tiba Ipen datang menghampiri dan menyuruh kami makan malam. Ipen yang dari tadi membantu Bu Angel menyiapkan makanan akhirnya melepas penatnya sejenak.
“Lola, setelah makan ajak semuanya untuk tidur yah. Besok kan kalian sekolah dan jangan lupa menyiapkan perlengkapan sekolah yang akan di pakai besok.” Ucap Bu Angel lalu pergi
“Iya Bu, ibu mau kemana? Gak makan dulu?” Tanyaku menghentikan langkah Bu Angel
“Udah kalian makan aja dulu, kalo ibu gampang, Ibu mau ke kamar dulu” Jawab Bu Angel lalu meneruskan langkahnya menuju kamarnya di depan ruang tengah.
Hari ini hari Senin, semua berangkat ke sekolah bersama. Setelah kami berpamitan dengan Bu Angel kami semua berangkat. Walau dengan uang saku yang tidak seberapa ditambah bekal yang dibawakan oleh Bu Angel kami berangkat dengan penuh syukur. Aku juga minta izin untuk pulang terlambat karena akan mengerjakan tugas diperpustakaan sekolah nanti. Aku melewati hari ini dengan senang, dan ceria, walau banyak tugas yang diberikan tapi aku tetap mengerjakan dengan penuh semangat.
Sepulang sekolah aku berlari menuju perpustakaan dan menghampiri Bu Wenda guru yang bertugas menjaga perpustakaan sekolah.
“Bu Wenda, tunggu! jangan ditutup dulu perpustakaannya” Teriakku hingga Bu Wenda kaget
“Lola, perpustakaannya belum ditutup kok, ayo cepat masuk” Jawabnya ramah
“Bu Wenda, kemungkinan saya disini menggerjakan tugas sampai sore bersama Ipen”
“Tidak apa-apa kok Lola, kan perpustakaan juga sarana murid untuk belajar”
“Kalau begitu saya pulang dulu, kalau kamu sudah selesai memakai perpustakaannya kamu kunci yah, seperti biasanya” Ucap Bu. Wenda sambil memberikan sebuah kunci
Ipen datang dan langsung duduk di bangku sebelahku.
“Ayo Ipen, mulai kerjakan tugasnya”
“Iya Lola, aku juga sudah tau”
“Oya, tugas dari Bu Christy juga dikerjakan yah”
“Tapi Lola, Tugas ini baru dikasih hari ini kan? Dan tugasnya lumayan susah”
“Udahlah Ipen, semakin cepat kita mengumpulkan tugas semakin bagus nilai yang kita dapat. Kita harus berusaha mencapai yang terbaik”
“Oke, ayo kita mengumpulkan nilai, dan kasih yang terbaik”
Matahari sudah condong ke arah barat, Jam menunjukan pukul 5 sore. Aku dan Ipen langsung menuju panti asuhan Senyum Semangat. Tugas-tugas kami sudah selesai dikerjakan dan siap untuk dikumpulkan esok hari. Sesampainya di panti asuhan aku langsung disambut dengan adik-adikku yang lucu dan juga disambut dengan omelan Bu. Lucy karena tidak menjaga adik-adik tadi siang hingga Dia kerepotan. Setelah mandi dan makan malam aku berjalan menuju kamar untuk mengulangi pelajaran disekolah tadi dan mempersiapkan segala sesuatu untuk sekolah besok. ‘Aku harus bisa menggunakan waktu untuk belajar dengan baik karena aku ingin mencapai cita-cita yang kuimpikan untuk menjadi seorang pahlawan bangsa itu’ Tekatku dalam hati. Memang jalan untuk menuju ke cita-citaku itu susah ditempuh apalagi untuk anak seperti aku, tapi aku tau suatu hari akan terbuka jalan yang diberikan.
Hari ini Selasa, aku bangun kesiangan hari ini. Aku buru-buru mandi dan langsung menuju kesekolah. Akupun lupa membawa bekal yang disiapkan oleh Bu Angel. Aku dan Ipen tiba 3 menit sebelum bell sekolah dibunyikan.
“Lho, Lola, Ipen? Kalian kok baru datang?” Tanya Bu Christy Guru PKn saat berpapasan denganku dan Ipen yang berlari menuju ke kelas
“Iya Bu, kami kesiangan, kemarin kami mengerjakan tugas dari Bu Christy sampai sore” Jawab Ipen lalu menyerahkan tugasnya
“Kalian berdua benar-benar anak yang rajin ya, tugas ini kan baru dikasih kemarin, tapi kalian sudah menyelesaikan hari ini” Jawab Bu Christy
“Itu kan salah satu usaha kami untuk mengapai cita-cita kami yang tinggi” Jawabku senang
“Walau dengan banyaknya halangan yang ada, kami merasa sulit sekali menggapai cita-cita kami. Tapi kami tidak akan menyerah sebelum mencoba” Sambung Ipen
“Teruskan usaha kalian, suatu saat pasti ada dermawan yang mau membantu anak-anak seperti kalian ini”
“Amin, Bu Christy kami harus segera ke kelas, sebentar lagi pelajaran akan dimulai”
“Iya Lola, Ipen. Belajarlah yang rajin yah!”
Saat istirahat berlangsung, perutku yang dari tadi pagi belum terisi ini berbunyi. Ipen menawarkan bekal roti tawar miliknya kepadaku.
“Lola, makan aja, dari pada kamu kelaparan” Ucap Ipen sambil menyodorkan kotak bekalnya
“Gak usah Ipen, roti itu hanya satu, Bu Angel menyiapkannya untuk kamu, Aku bisa tahan kok, itu juga karena kelalaianku meninggalkan bekalku tadi pagi”
“Lola, sebaiknya kamu makan roti ini bersamaku, kamu itu lapar, meskipun sedikit tapi bisa menganjal perut kita yang kosong. Walau kurang mengenyangkan, tapi kan masih ada sesuatu yang mengganjal perut kita, lagi pula sahabat itu berbagi dalam suka dan duka”
“Makasih ya Ipen, kamu memang sahabat sejatiku”
Matahari berada tepat diatas kepala, aku dan Ipen berjalan ke panti asuhan dengan hati yang senang. Sesampainya di panti asuhan ada kabar yang mengembirakan untukku dari Bu Lucy.
“Lola, mulai hari ini kamu tidak perlu tinggal disini lagi, karena sudah ada yang mengadopsi kamu. Coba kamu pergi keruangan Bu Angel, disana ada ibu yang mengadopsi kamu” Ucap Bu Lucy dengan cueknya
“Apa, diadopsi ??” Jawab ku dan Ipen kaget
“Udahlah kamu segera keruangan Bu. Angel aja sekarang” Jawab Bu. Lucy sambil mendorongku
“Lho Bu Christy? Kenapa Bu Christy berada disini?”
Dengan cepat Bu Angel menjawab, “Beliau ini yang mengadopsi kamu dan kamu harus memanggil Beliau ini dengan sebutan Mama”
“Tapi, mengapa Bu Christy mengadopsi saya?” tanyaku heran
“Karena, tekat kamu untuk mengapai cita-cita sangat besar, dan kamu mempunyai semangat yang tinggi untuk belajar. Selama ini Bu. Christy sering memperhatikan kamu. Belajar diperpustakaan sekolah sampai sore untuk mengerjakan tugas, terkadang kamu lupa untuk membawa bekal, dan iseng dengan teman kamu. Saya ingin membantu kamu untuk mengapai cita-cita kamu”
“Berarti aku harus berpisah dengan Ipen? Berpisah dengan adik-adik?”
“Kamu bisa menggajak Ipen untuk belajar bersama di rumah, Kamu juga bisa main disini kalau liburan”
“Baiklah, Ipen aku janji akan sering mengajak kamu belajar bersama dirumahku yang baru sesuai dengan izin Bu Christy, pegang janjiku ya, kita akan mengapai cita-cita dan meraih dunia bersama, karena kamulah sahabat sejatiku” Ucapku lalu memeluk Ipen
Lalu aku mengemasi baju-bajuku, bonekaku kedalam koper berwarna merah. Aku berpamitan dengan semua, tetapi hanya Bu. Lucy yang tidak perduli akan kepergianku. Aku meneteskan air mata saat memeluk adik-adikku dan Ipen. Aku pergi dengan Bu. Christydengan naik mobil sedan. Mama baruku itu bercerita tentang keluarganya. Papa baru ku yang bernama Rangga sering keluar negri untuk urusan bisnis. Dulu Bu. Christy punya anak yang sebaya denganku, dia bernama Felly, tetepi dia sudah meninggal karena suatu kecelakaan. Anak bungsunya bernama Lucky, Dia agak nakal tapi menyenangkan.
“Lho, kok sepi Bu Christy ??” tanyaku dalam keheningan rumah
“Kok masih manggil Bu Christy sih? Panggilnya Mama dong”
Dengan agak malu dan segan aku memanggil, “ Mama”
“Sebentar lagi pasti ada orang kok, liat aja”
Tidak berapa lama ada sebuah karet meluncur dan mengenai pipiku. Itulah kerjaan Lucky adik baruku yang bandel.
“Lucky, yang baik dong sama kakak kamu! ” Kata mama
“Iya-iya, maaf ma, dan Kakak Lola, selamat datang di rumah” Sambut Lucky
“Lola, kamar kamu ada di sebelah kamar Lucky, nanti Lucky yang akan antar kamu. Mama mau kekamar dulu, Mama mau menyiapkan materi untuk besok” Kata mama lalu pergi ke kamarnya
“Ayo kakak Lola, aku antar kekamar” Ucap Lucky sambil menarik tanganku. Aku sampai disuatu kamar yang bernuansa merah muda. Aku merasa seperti seorang Cinderela yang berawal dari seseorang yang miskin hingga menjadi seorang putri. ‘Braak’ pintu kamarku tertutup saat aku masuk kekamarku. Aku mencoba untuk membuka tapi apa daya, kunci berada ditangan Lucky. Aku hanya pasrah dan memutuskan untuk tidur, hingga aku terbangun di keesokan harinya.
“Lola, ayo kita berangkat sekarang, dan jangan lupa bawa bekal yang sudah Mama siapkan diatas meja makan” teriak Mama dari depan pintu
“Iya ini aku sudah siap, bekalnya juga sudah aku bawa” Jawabku sambil turun dari tangga
“Sudah kelas 3 SMA masih saja bawa bekal dari rumah” Ucap Lucky
“Biarin, Week” Jawabku sambil menjulurkan lidah ke Lucky
Setelah mengantar Lucky barulah aku dan Mama berangkat ke sekolah. Saat sampai di sekolah aku langsung turun dari mobil menuju kekelas sedangkan Mama akan memarkirkan mobil terlebih dahulu. Dikelas aku langsung menghampiri Ipen dan bercerita tentang keluarga baruku. Ipen terlihat senang mendengar ceritaku, sepulang sekolah nanti aku akan mengajak Ipen kerumah untuk belajar bersama. Bel berbunyi tanda pelajaran segera dimulai, Guru-guru yang mengajar dikelasku selalu mengucapkan kata “Selamat yah Lola, kamu udah resmi menjadi anak Bu. Christy, kamu pasti senang” dan dengan selingan senyum aku menjawab “terimakasih”
Jam pelajaran sudah habis, sekarang waktunya untuk pulang. Mama, aku, dan Ipen menuju rumah. Ipen terkagum melihat kamar baruku.
“Woow, ini indah sekali” gumam Ipen
“Ipen, kamu sering-sering main kesini yah” Ucapku. Aku dan Ipen segera belajar, ketika sedang asik belajar tiba-tiba lampu kamarku mati. Aku tau itu pasti perbuatan Lucky, aku segera keluar kamar dan menghampiri Lucky dikamarnya. Saat aku masuk aku melihat Lucky sedang tidur.
“Lucky, jangan pura-pura tidur, Kakak tau itu tadi perbuatan kamu kan, Kakak sedang belajar, jadi tolong kamu jangan ganggu kakak” teriakku sambil mengoncangkan tubuh Lucky
“Kakak, ada apa sih? Lucky lagi tidur tuh, biarin saja, mungkin tadi bibi yang tidak sengaja mematikan lampu kamar” Ucap Mama yang tiba-tiba datang dan menghampiriku. Mama keluar dari kamar Lucky, dan ketika aku melihat Lucky, dia membuka selimutnya lalu menjulurkan lidah kearahku. Tanpa perduli dengan Lucky, aku kembali kepada Ipen yang tinggal dikamarku. Aku mencoba sabar dengan kelakuan Lucky, mungkin Lucky bertingkah seperti ini karena dia belum terbiasa dengan adanya aku disini. Hari sudah sore, matahari condong ke arah barat, tiba saatnya untuk Ipen pulang. Ipen pulang sendiri karena tidak mau diantar Pak Kiki, supir dirumah.
Saat Malam tiba, Mama pergi keluar untuk makan malam. Aku belajar dikamarku, suasana terasa sangat hening dan tentram, Lucky tak lagi berbuat ulah. Pukul enanm pagi ini, aku memeriksa buku yang ada ditasku sebelum berangkat kesekolah. Tiga bukuku menghilang, tanpa basa-basi aku langsung menghampiri Lucky. Lucky hanya mengelak dan berpura-pura tidak tau.
“Lucky, kakak tidak sebodoh itu, kakak tahu kalau itu ulah kamu” bentakkudihadapan Lucky
“Kakak, aku Cuma bercanda sama kakak, jadi tidak perlu bentak” Jawab Lucky santai
“Udahlah, ayo cepat kasih” teriakku disaksikan oleh Mama
“Kakak, Lucky, cepat sekarang sudah jam enam lebih sepuluh” Ucap Mama melerai
Di mobil, aku bertanya kepada Lucky, “Kenapa kamu bersikap seperti itu kepada kakak?”
“Lucky iri dengan kakak, sebelum kakak ada dirumah mama selalu bercerita tentang kakak, membanggakan kakak, dan memuji kakak sedangkan sikap mama ke terhadapku itu biasa saja, sekarang kakak ada tinggal dirumah, mama selalu memperhatikan kakak, mengenalkan kepada teman-temannya, bahkan menyangupi apa yang diminta kakak, tapi aku selalu diabaikan, aku tidak diperhatikan” Jawab Lucky dengan tampang cuek
“Mungkin mama nggak bermaksud seperti itu, mama pasti juga sayang terhadap kamu, dan mama perduli dengan kamu Lucky” Jelasku
“Kakak sama seperti mama, selalu berbohong” teriak Lucky seraya turun dari mobil
Aku melewati hari dengan senang. Sampai dirumah, aku makan lalu tidur siang. Sehabis makan malam aku langsung menuju kamar untuk belajar.
“Tampaknya ada yang mengetuk pintu” Gumamku lalu membuka pintu
“Lucky ??” Ucapku kaget melihat Lucky berada diluar kamarku
“Kakak, maaf menggangu waktu belajar kakak, aku tau kalau aku tidak boleh menggangu ketika kakak belajar, tapi aku mau minta tolong ajarkan aku matematika” Kata Lucky Ragu
Aku mengajarkan Lucky matematika sampai dia mengerti, disaat aku mengajarkannya Lucky tampak memperhatikan. Lucky juga sempat bercanda denganku, kami merasa lebih akrab.
“Terimakasih yah kak, sudah mau mengajarkan aku” Ucap Lucky dengan muka tersenyum
“Iya, sama-sama”
“Aku juga mau minta maaf untuk kejadian tadi pagi”
“Iya, sudah jangan di ingat-ingat lagi”
“Oh iya, besok papa datang dari Australia, jadi pulang lebih cepat yah kak”
“Oh, oke, akan kakak usahakan” Ucapku sambil membukakan pintu untuk Lucky
‘Papa akan datang dari Australia, aku akan bertemu dengan papa angkatku, bagaimana wajahnya yah? Apakah dia baik seperti mama atau seperti apa yah..’ Gumamku dalam hati
Esoknya aku pulang secepat mungkin untuk bertemu dengan papa. Saat aku sampai aku langsung disambut oleh papa, dan aku diberi banyak oleh-oleh.
“Lola, papa mau kasih sesuatu lagi untuk kamu dan Lucky” Ucap Papa
“Apa pa?” Tanyaku Penasaran
“Ini, ada Handphone kamu dan adik kamu dan laptop untuk kamu berdua”
“Terimakasih Pa”
“Oh, iya, kamu juga akan dimasukkan ke sebuah bimbingan belajar”
“Terimakasih sekali Pa” Ucapku senang
Sekarang aku merasa tercukupi sekalu, dan aku menjadi anak yang lebih baik. Terkadang aku mengajak Ipen untuk belajar bahkan menginap dirumahku. Aku juga sering pergi kepanti asuhan untuk bersilaturahmi, Sayangnya Bu.Lucy masih cuek dan tidak perhatian dengan anak-anak. Dirumah aku mulai akur dengan Lucky, mama juga makin perhatian dengan Lucky. Papa masih sering pergi keluar negri untuk bisnisnya, tapi aku tau itu juga untuk kebaikanku, mama, dan Lucky
Dikelas tiga ini aku benar-benar belajar dengan baik dan rajin, hingga saat melihat hasil ujian, nilaiku memuaskan. Ini berkat dukungan papa, mama, Ipen, dan guru-guruku. Aku meneruskan belajarku ke Universitas Indonesia bersama dengan Ipen sahabatku, aku mengambil jurusan hukum. Banyak pengetahuan yang aku dapatkan. Tahun-tahun di universitas aku lalui dengan cepat. Dengan banyak prestasi yang aku raih aku memutuskan untuk bergabung dengan salah satu partai politik di Indonesia bersama Ipen. Banyak pengalaman yang aku timba di partai politik ini. Karena aku aktif dalam bidang politik, presiden memilih aku untuk menjadi seorang menteri, aku terpilih untuk mejadi seorang Menteri Pendayagunaan Wanita dan aku memilih Ipen sebagai juru bicaraku. Meski aku tidak dapat menjadi seorang presiden tetapi aku senang bisa membanggakan dan mengharumkan nama Indonesia ditingkat Internasional.
Inilah sebagian dari kisah hidupku yang dapat aku bagikan lewat cerita ini. Aku berharap ceritaku dapat memotifasi bagi kalian yang membaca.
SELESAI
BY::INTAN